التمسك التوحيد,تصويب العقيدة,الستصل الشرك و بدعة

Tegak Tauhid, Lurus Aqidah, Berantas Syirik dan Bid'ah

SALAFI vs SABILI (Sebuah Bantahan Terhadap Majalah Sabili)

pada Januari 25, 2010

“SABILI” BUKAN JALANKU (Penawar bagi yang terkena Racun Fitnah)

Introduction (by : Abu Shagrath Baladraf)

Tuduhan fitnah dan Dusta tak henti-hentinya dihembuskan oleh mulut-mulut berbisa kepada Dakwah Salafiyah yang mubarokah ini dan para pengembannya. Tapi Alhamdulillah Dakwah Salafiyah ini kan terus maju dan semakin menebarkan keharuman sunnah dan atsar ditengah umat. Dakwah Salafiyah kan selalu tegak diatas kebenaran, menampakkan yang benar dan tidak akan menyembunyikan.

Diantara fitnah dan dusta yang dilontarkan kepada para pengemban dakwah ini adalah Admin Pemuda Al-Irsyad dan PC Pemuda Al-Irsyad Jakarta Timur di situs jejaring sosial Facebook yang telah menebar dusta dan fitnah kepada membernya melalui message.

Sebuah Amanat yang tidak dipergunakan sebagaimana mestinya, yang semestinya digunakan untuk mengirimkan artikel-artikel Ilmiyah kepada membernya sebagaimana Grup-grup Islam lainnya yang sangat bermanfaat apabila kaum muslimin bergabung didalamnya, namun Pemuda Al-Irsyad dan PC Pemuda Al-Irsyad Jakarta Timur justru mengirimkan fitnah dan dustanya kepada membernya.

“Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka, mereka tidak mengatakan kecuali dusta”. (QS.al-Kahf:5)

Walhasil Tak sedikit membernya yang banyak bertanya-tanya apa maksud dari message itu, dan tak sedikit yang melayangakan pertanyaan itu kepada saya, baik via chat atau message. Semuanya menanyakan dalam keadaan kepala yang dipenuhi tanda tanya alias kebingungan dengan message dari Admin Pemuda Al-Irsyad dan PC Pemuda Al-Irsyad Jakarta Timur itu.

Maka dengan se-izin dan pertolongan Allah saya akan berusaha untuk menyingkap dan menepis tuduhan-tuduhan batil ini dan membela kebenaran agar jalan Allah selalu terang benderang malamnya seperti siangnya dan “Agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata pula”. (QS.al-Anfaal 42)

Dan diantara salah satu usaha saya dalam menyingkap dan menepis tuduhan-tuduhan batil dari mereka yang berbisa adalah dengan meminta Tazkiyah dari Majalah adz-Dzakhiirah al-Islamiyyah yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam ALI BIN ABI THALIB untuk mengutip salah satu rubriknya yang dimuat pada edisi 57 bulan Januari 2010/1431 H.

Berikut kutipan dari adz-Dzakhiirah al-Islamiyyah (Majalah Islamiyyah Manhajiyyah) Vol.8 No.3 Edisi 57-1430/2010 yang Insya Allah menjadi obat penawar bagi mereka yang terkena Racun Fitnahnya Admin Pemuda Al-Irsyad dan PC Pemuda Al-Irsyad Jakarta Timur :

“SABILI”, BUKAN JALANKU

Suara Pembaca

1. Bismillah. Assalamu’alaikum. Ya akh dan para asatidz yang ana hormati, mohon antum lihat sabili edisi desember 2009, banyak sekali fitnah dan syubhat di dalamnya terhadap salafy! Dan kami berharap antum menanggapinya, bila perlu dengan surat terbuka yang ditujukan kepada sabili. [085224346XXX]

2. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu. Maaf ustadz tanya, teman saya sms begini, “Majalah sabili terbaru memfitnah salafi dan ustadz-ustadz kita.” saya sendiri belum membacanya, mungkin ada diantara antum yang tergerak untuk membantahnya, sebagaimana dulu tulisan Fauzan al-Anshori dalam majalah/risalah mujahidin edisi perdana/ramadhan 1427 yang berjudul,”Mengapa salafi dimusuhi umat.” Tulisan tersebut telah ditulis bantahannya oleh Ustadz Abdurrahman bin Thoyyib as-Salafi dengan judul,”Menepis tuduhan membela kebenaran.” dalam bentuk selebaran sebanyak 13 halaman, saya dulu mendapatkannya waktu dauroh di ma’had al-Ukhuwah. Bagaimana tanggapan antum terhadap majalah sabili tersebut? [Aminah, Sukoharjo 085642329XXX]

Redaksi adz-Dzakhiirah al-Islamiyyah :

Wa’alaikumussalaam warahmatullahi wabarakatuhu. Telah banyak sms seperti diatas yang dilayangkan ke meja Redaksi. Kesemuanya meminta kepada kami untuk membuat semacam jawaban atau bantahan atas tulisan yang dimuat di majalah tersebut. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya Redaksi memutuskan untuk memberikan tanggapan sekaligus bantahan. Insya Allah jawaban yang ditulis oleh Ustadz Abdurrahman Thoyyib,Lc ini memuaskan dan sangat mencukupi. Sidang pembaca harus membacanya dengan seksama.

Perlu untuk kita ketahui disini, bahwasanya sudah merupakan ketetapan Allah ta’ala adanya musuh penentang dakwah para Nabi. Dakwah mereka dibenci, dimusuhi, bahkan sampai diperangi. Demikianlah kira-kira yang telah dialami oleh para Nabi terdahulu yang merupakan sebaik-baik manusia. Maka, sangat wajar sekali bila para ulama’ sebagai perwaris para Nabi, demikian pula para pengemban dakwah yang Haq ini terus digunjing, dihujat, dihasadi, difitnah, dst.

Dalam perumpamaan orang arab disebutkan :

“Biarkan anjing menggonggong, Kafilah tetap berlalu.”

Kebenaran adalah kebenaran meskipun tidak semua orang dapat melihatnya. Dan kebathilan adalah kebathilan meskipun tampak bagi mayoritas manusia. Adapun tugas kita, memohon kepada Allah agar kita diperlihatkan yang benar itu benar dan yang bathil itu bathil. Wallahul Musta’an

Oleh : Abu ‘Abdirrahman bin Thoyyib as-Salafy, Lc
Lidah memang tak bertulang, sehingga banyak manusia yang berbicara tanpa ilmu, menuduh tanpa dalil dan menulis serta memvonis tanpa berpikir. Itulah Majalah Sabili, pada edisi no.10 tahun XVII desember 2009/23 Dzulhijjah 1430 Sabili memuat beberapa artikel yang berisikan celaan dan tuduhan dusta kepada Dakwah Salafiyyah yang mubarokah ini dan sekaligus berisikan pembelaan terhadap kebathilan dan para pengikutnya. Allah -عزّ و جل- berfirman :

“Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka, mereka tidak mengatakan kecuali dusta”. (QS.al-Kahf:5)
Maka dengan memohon taufiq dan pertolongan-Nya kami akan berusaha untuk menyingkap sebagian kedustaan dan kebathilannya.

“Agar orang yang binasa itu binasanya karena keterangan yang nyata dan agar orang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata pula”. (QS.al-Anfaal:42)

Dan diantara penulis artikel tersebut adalah oknum yang belum bertaubat dan belum sadar akan kesesatan serta kejahilannya yang pernah kita bantah dahulu pada edisi 20 (Majalah Aaz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah) Yaitu Kyai Al-Jaidi (Majalah Mabadi’ edisi 4 tahun 2/2006). Mari kita simak kerancuan, kebodohan dan kebathilan sang Kyai serta Sabili :

1. Kebodohan Sang Kyai tentang Dakwah Salafiyah

Dia Mengatakan (hal.20) :“Kelompok yang mengkalim bernama salafi muncul sekitar tahun 1986”.
Perlu diketahui bersama bahwa Salafiyah bukanlah suatu gerakan/partai/golongan yang serupa dengan Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir atau Jama’ah Tabligh atau NII yang didirikan beberapa puluh tahun yang lalu oleh pemimpin-pemimpin besarnya seperti Hasan Al-Banna, Taqiyuddin An-Nabhani, Muhammad Illyas dan Kartosuwiryo. Dakwah Salafiyah adalah nisbah/menisbatkan diri kepada manhaj/metode salaf (sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in) dan bukan aliran baru dalam Islam.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -رحمه الله- berkata :

“Tidak tercela orang yang menampakkan madzhab salaf dan menisbatkan diri kepadanya, bahkan wajib untuk menerima hal tersebut menurut kesepakatan, karena tidaklah madzhab salaf itu kecuali benar” [Majmu’ Fatawa 4/149].

Salafiyah adalah silsilah dakwah para salaf, pemegang tongkat estafet dakwah mereka. Salafiyah selalu berusaha mewujudkan sabda Nabi -صلى الله عليه و سلم- dalam hadits Firqotun Najiyah :

“Yang mengikuti aku dan para sahabatku” (HR.Tirmidzi dengan sanad yang hasan)

Salafiyah merupakan perwujudan dari anjuran ulama salaf, diantaranya Imam Al-‘Auzai -رحمه الله- yang berkata :

“Bersabarlah diatas sunnah, berhentilah kemana (para salaf) berhenti, katakan dengan apa yang mereka katakan dan cegahlah dari apa yang mereka cegah. Telusurilah jejak salafush sholeh karena akan mencukupimu apa yang mencukupi mereka”. (“Asy-Syari’ah ” oleh Al-Ajury” hal 58)

Lebih dari itu Salafiyah adalah pengikut setia para salaf yang dijelaskan Allah dalam firman-Nya :

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai didalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar” (QS At-Taubah 100)

Manhaj Salaf (dakwah Salafiyah) adalah manhaj yang benar karena dia berlandaskan kepada Al-Qur’an dan Sunnah sesuai pemahaman para salafush sholeh. Inilah yang harus kita katakan seperti yang telah dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -رحمه الله- diatas. Adapun pribadi orang yang menisbatkan kepada manhaj ini maka kita katakan :

“Setiap manusia itu pernah bersalah dan sebaikbaiknya orang yang salah adalah yang bertaubat”(HSR.Ibnu Majah)

Dan kita katakan seperti yang dikatakan oleh Imam Malik -رحمه الله- : “Tidak ada seorangpun setelah Nabi -صلى الله عليه و سلم- melainkan diambil ucapannya atau ditolak”.

2. Kebodohan sang Kyai terhadap fakta

Dia mengatakan (hal.20) : “Maka, perbedaan yang ada sejak 1800-an, 1900-an adalah bersifat khilafiyah yang bukan bersifat ushul atau perbedaan pada cabang saja…”.
Ternyata sang Kyai buta akan fakta dan sejarah yang ada. Ataukah sang Kyai masih dalam alam mimpi dan dunia khayalan?! ataukah sang Kyai jahil tentang makna ushul atau cabang agama ?. Umat berpecah belah dan berbeda bukan dalam masalah cabang saja sejak sepeninggal Rasul hingga sekarang dan sampai akhir zaman nanti. Pada tahun 1800-an, 1900-an apakah tidak ada umat yang menyembah kuburan, meminta atau bertawassul kepada wali-wali yang telah mati? Wahai pak Kyai, apakah ini masalah cabang ataukah ushul ? Tidakkah ada diantara umat yang berbuat Bid’ah pada waktu itu ? Tidakkah anda membaca kitab-kitab pendiri kalian (Syaikh Ahmad Surkati) yang sangat keras dan tegas terhadap masalah syirik dan bid’ah, seperti tahlilan, talqin diatas kubur dan lain-lain?”(1) Sungguh jauh sikap kalian yang amat plin-plan dengan sikap pendiri kalian, apalagi sikap ulama salaf.

Pak Kyai mengatakan (hal.25) : “Yang sekolah di Madinah, ketika pulang masih bersedia ikut maulid dan tahlil.”

Darimana pak Kyai membuat kesimpulan seperti itu?! Sedangkan saya dan teman-teman yang -alhamdulillah- lulusan Universitas Islam Madinah sangat benci kepada acara-acara Bid’ah tersebut. Kalau bicara dipikir dulu, pak Kyai? Jangan Asbun (Asal bunyi).

3. Kebodohan sang Kyai terhadap makna Sunnah.

Pak Kyai berkata (hal.20) : “Sehingga mereka selalu mengatakan ihya sunnah. Bukannya tidak baik, bagaimana kita menghidupkan sunnah Rasulullah . Tetapi banyak kewajiban yang kita lupakan, misalnya perintah Allah agar bersaudara, saling menghormati, memberikan salam. Ini semua perintah Allah untuk menyambung silaturahim, bukan hanya sunnah.”

Ketika Dakwah Salafiyah mengatakan “Ihya Sunnah” itu maksudnya menghidupkan kembali metode hidup Rasulullah baik yang hukumnya wajib atau mustahab. Karena kata-kata “as-Sunnah” jika di mutlakkan bisa berarti 4 makna :

a. Segala sesuatu yang tercantum dalam al-Qur’an dan al-Hadits.

b. Sinonim “al-Hadits”, jika digandengkan dengan kata-kata “al-Qur’an”.

c. Antonim Bid’ah.

d. Mustahab (Jika dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa).”(2)

4. Kebodohan pak Kyai tentang makna hadits

Pak Kyai mengatakan : “…Sebabnya hanya masalah khilafiyah seperti tidak pakai jenggot, isbal, tidak ada dua titik hitam di kening. Orang yang seperti ini dianggap bukan ikhwan mereka. Padahal Nabi mengatakan, Allah tidak melihat pada penampilan kamu, rupa kamu, tapi Allah melihat pada hati kamu dan amal shalih kamu. Ini yang seharusnya menjadi acuan kita.”

Adapun masalah jenggot maka Rasulullah -صلى الله عليه و سلم- bersabda :

“Tipiskan kumis-kumis dan panjangkan jenggot-jenggot, selisihilah kaum Majusi.” (HR. Muslim)

Dan tentang isbal maka beliau -صلى الله عليه و سلم- bersabda :

“Apa yang turun dari kain sarung (yang menutupi) kedua mata kaki maka tempatnya di Neraka” (HR. Bukhari)
Ini bagi yang tidak sombong ancamannya neraka, adapun yang sombong maka Rasulullah -صلى الله عليه و سلم- bersabda :

“Allah tidak akan melihat kepada orang yang menurunkan kain sarungnya (hingga menutupi mata kaki) dengan sombong pada hari kiamat” (HR.Bukhari dan Muslim)
Bahkan al-Khalifah ar-Raasyid, Amiirul Mu’miniin Umar bin Khattab -رضي الله عنه-ketika dalam keadaan kritis setelah ditusuk oleh Abu Lu’lu’ al-Najusi, beliau masih menyempatkan diri untuk menasehati seorang pemuda yang datang kepada beliau dengan pakaian yang sampaii menyentuh tanah :

“Wahai Anak saudaraku, angkat pakaianmu, karena itu lebih bersih untuk pakaianmu dan lebih bertaqwa kepada Rabbmu” (HR.Bukhari)

Inilah diantara sunnah Rasulullah -صلى الله عليه و سلم- yang selalu dihidupkan oleh Dakwah Salafiyah dan ingin dimatikan oleh sebagian orang-orang jahil dengan alasan khilafiyah. Dan lebih parah lagi Pak Kyai berdalil dengan hadits yang sebetulnya merupakan boomerang baginya. Karena hadits tersebut menyebutkan : “…tapi Allah melihat pada hati kamu dan amal shalih kamu”. Di antara amal shalih adalah mengikuti perintah Rasululllah -صلى الله عليه و سلم- (memelihara jenggot dan menaikkan kain sarung atau celana di atas mata kaki) Tapi itulah kebodohan yang membuat pelakuanya terkadang tidak sadar akan kebodohannya.

Kalau hadits ini bisa dijadikan dalil bagi yang tidak berjenggot dan isbal, maka bagaimana menurut pak Kyai jika ada wanita tidak berjilbab atau laki-laki yang telanjang bulat berdalil dengannya?! Kalau pak Kyai belum bisa mengamalkan perintah Rasulullah ini, maka perbanyaklah istighfar dan berusaha untuk menjalankannya. Jangan banyak alasan, nanti semakin ketahuan kebodohan pak Kyai dan malah bertumpuk dosa karena melegalkan kesalahan serta mengotak-atik dalil bukan pada tempatnya.

Kalau salafi menganggap yang tidak berjenggot itu bukan ikhwan mereka, mungkin itu ada benarnya juga. Karena yang namanya ikhwan (kaum pria) itu cirinya kan berjenggot ?! Kalau akhwat (kaum wanita) tentu nggak berjenggot, demikian pula banci.(3)

Adapun masalah dua titik di kening, darimana pak Kyai dapatkan? Coba di majalah atau buku salafi yang mana ?

5. Kontradiksi dalam ucapan pak Kyai

Pak Kyai berkata (hal.20) : “Sesungguhnya dulu tidak ada pemahaman salafi, yang ada hanya empat madzhab imam bin Hambal, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Hanafi.”

Sedangkan sebelumnya pak Kyai mengatakan: “Jadi, nama Salafi hanya menjadi nama sekolah atau buku-buku yang ditulis para imam terdahulu yang sangat menjiwai pemahaman para salafushalih”. Dan di hal.(51) pak Kyai mengatakan: “Sepanjang pengamatan saya, kelompok salafi ini mengadopsi secara utuh madzhab Imam Ahmad bin Hanbal.”

Beginilah keadaan orang tidak paham akan apa yang dia katakan.

6. Tuduhan Dusta dan Prasangka-prasangka buruk sang Kyai.

Pak Kyai mengatakan hal.(22): “Karenanya, saya menduga bahwa gerakan ini memiliki kaitan dengan kekuatan diluar islam untuk mengadu domba kaum Muslimin.” Dan pada hal.(23) dia mengatakan: “Saya katakan, apakah ada indikasi gerakan ini merupakan bagian dari gerakan zionis? Gerakan diluar islam? Jika Iya lantas bentuknya seperti apa? ini baru indikasi, saya belum bisa memastikannya”. Dan pada halaman yang sama dia juga berkata: “Makanya, saya menduga gerakan ini merupakan bagian dari operasi intelijen.”

Apakah ini akhlak Kyai (pertama) di Al-Irsyad? Menuduh tanpa bukti, berkata tanpa ilmu dan berdusta tanpa takut dosa serta adzab. Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’uun…. Semoga Allah memberi adzab kepada para pendusta umat ini.

Tidakkah pak Kyai ingat firman Allah -سبحانه و تعالى- :

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa”. (QS.al-Hujurat:12)

Dan sabda Nabi -صلى الله عليه و سلم- :

“Hati-hatilah kalian dari berprasangka (buruk), karena prasangka tersebut adalah sedusta-dustanya ucapan”. (HR.Bukhari dan Muslim).

Dan beliau -صلى الله عليه و سلم- juga bersabda :

“Tidaklah manusia ditelungkupkan wajahnya di dalam api neraka melainkan karena ucapan lisannya”. (HR.Tirmidzi)
Pak Kyai pada hal.(24) berkata: “Apalagi, dari pengamatan kami, gerakan mereka terselubung, doktrin yang ditanamkan pada jamaah sangat tertutup dan ekslusif”.

Saya tidak habis pikir, bagaimana sistem pengamatan pak Kyai? Majalah kita tersebar dimana-mana, ma’had-ma’had Dakwah Salafiyah berdiri di banyak daerah, demikian pula dengan majlis ilmu kita, pintu kita selalu terbuka bagi orang yang masih punya hati tuk melihat.

Allah -سبحانه و تعالى- berfirman :

“Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang didalam dada”. (QS.al-Hajj:46)

“Kebenaran itu bak mentari dan mata-mata ini memandangnya,

Akan tetapi matahari itu tersembunyi bagi si buta”
Pak Kyai berkata hal.(24): “Jadi, kepada sesama Muslim saja mereka ekstrim, bagaimana mereka berurusan dengan orang yang bukan islam. Akan lebih “garang” lagi. Inilah yang bisa menimbulkan terorisme.”

Insya Allah setiap orang yang mengenal Dakwah Salafiyah tahu bahwa Dakwah Salafiyah sangat anti dengan terorisme. Alhamdulillah, beberapa kali majalah kita adz-Dzakhiirah memuat makalah tentang bantahan kepada terorisme.4) Dan -insya Allah- pada edisi-edisi mendatang kita juga akan menjelaskan tentang gembong teroris pada abad ini.

Pak Kyai berkata hal.(25): “Disini,saya melihat, hilangya faktor keikhlasan dalam berdakwah, karena ada unsur kepentingan yakni kepentinga kelompok (hizbiyah). Karenanya, Al-Irsyad Al-Islamiyah paling terkena dampaknya, karena mereka menyerang ideologis”

Apa pak Kyai tahu hal ghaib ?!

Apa pak Kyai punya ilmu kasyf ?!

Apa pak Kyai tahu hati manusia ?!

Justru yang perlu dipertanyakan adalah tentang keikhlasan pak Kyai, karena dari dulu yang dibicarakan tidak keluar dari dana bantuan luar negeri.

Apa karena bapak nggak dapat jatah, hingga membabi buta?!

Sungguh ironis dan menyedihkan…

Kemudian siapakah yang hizbiyah?! Pak Kyai ataukah Salafi?! Dari dulu pak Kyai selalu mengedepankan Al-Irsyad, ber-wala’ dan ber-baro’ karena Al-Irsyad (seperti dalam hal.21,25,32). inilah yang sebetulnya dikatakan hizbiyah (fanatik golongan), mengapa anda tidak sadar?!

Siapa yang mengklaim dirinya paling benar?!

Sabili sebagai fans berat kelompok Ikhwanul Muslimin lupa atau pura-pura lupa atau bodoh atau pura-pura bodoh bahwa sesepuh merekalah para penyeru fanatik golongan yang mengklaim pemahamannya paling benar, mau bukti? Inilah buktinya :

a. Hasan al-Banna (pendiri Ikhwanul Muslimin) berkata: “Sesungguhnya yang aku maksud dengan pemahaman disini adalah engkau meyakini bahwa pemikiran-pemikiran kita adalah islam yang benar dan engkau harus memahami islam ini sesuai dengan apa yang kami pahami…” (Majmu’atu Rasaail al-Imam asy-Syahiid hal.363)

b. Sa’id Hawa dalam kitabnya Fi Aafaaqi at-Ta’aaliim (hal.29) berkata : “Rumah tangga muslim yang sempurna adalah yang berpegang teguh dengan mabaadi’ (ajaran-ajaran) al-Ikhwanul Muslimun, karena itulah kesempurnaan islam kontemporer. Oleh karenanya, al-Ustadz al-Banna menjadikan kewajiban seorang pergerakan adalah mewajibkan rumah tangga dengan mabaadi’ al-Ikhwanul Muslimun.”

c. Sa’id Hawa juga berkata: “Sesungguhnya jama’ah al-Ikhwan (al-Muslimun) itulah yang selayaknya seorang muslim meletakkan tangannya diatas tangan al-Ikhwan”. (al-Madkhal ila Jama’atil Ikhwan al-muslimin hal.29-30)

d. Dia juga berkata: “oleh karenanya, tidak diperbolehkan bagi seorang muslim untuk ketinggalan dari dakwah ini.” (Fi Aafaaqi at-Ta’aaliim 16)

e. Dia juga berkata: “Jika keadaan jama’ah (al-Ikhwan al-muslimun) seperti ini, maka tidak boleh bagi seorang muslim untuk keluar darinya…” (Min Ajli Khuthwatin ila al-Imam hal.40)

f. Dia juga berkata : “Tidak ada di hadapan kaum muslimin kecuali pemikiran ustadz al-Banna jika mereka ingin jalan yang benar”. (Fil Aafaaqit Ta’aaliim hal.5 oleh Said Hawa)

Sabili di hal.(27) berkata: “Tapi ketika Salafi menjadi identitas suatu kelompok, mereka menebar fitnah, menyerang sesama muslim seputar fiqih”. Dan pada hal.(29) Sabili berkata: “Salafi yang merasa dirinya paling benar, sering menuduh tanpa bukti, bedusta atas nama para ulama dan sebagainya”

Sabili memang jago memutar balikkan fakta. Insya Allah orang yang berakal sehat dan didalam hatinya ada cahaya kebenaran dan ketaqwaan pasti tahu siapa yang menyebar fitnah, sering menuduh tanpa bukti dan berdusta. Apa yang telah kami tulis di atas -insya Allah- sebagai bukti bahwa sabili adalah pendusta penebar fitnah. Demikian pula yang akan disebut dibawah ini.

Apakah ketika kita membongkar kedok Hasan al-Banna yang tenggelam dalam kesufiannya itu masalah fiqih?! Ketika Dakwah Salafiyah menunjukkan hakikat Sayyid Quthb yang mencela para sahabat bahkan mencela seorang Nabi dan seabrek kesesatanyya itu dikatakan masalah fiqih? Jangan kalian membuat fitnah (provokator).

Sabili mengatakan hal.(30) : “Tak hanya itu, Hasan al-Banna kerap disebut sebagai pelaku bid’ah yang berakhir di neraka. Sayyid Quthb disebut pembawa ajaran sesat.”

Adapun Hasan al-Banna dan Sayyid Quthb, maka memang kita yakini sebagai pelaku kebid’ahan dan pembawa kesesatan karena bukti-buktinya sangat amat kuat. Tidak percaya?! Lihat adz-Dzakhiirah edisi 21 dan 24, Semoga Allah membuka mata hati anda. Masak orang yang membawa setumpuk ajaran sesat kita katakan benar, apakah ini keadilan?!

Akan tetapi ucapan Sabili “…yang akan berakhir di neraka”, coba darimana kalian dapatkan, coba buktikan kalau kalian memang tidak berdusta?! Diantara prinsip Dakwah Salafiyah adalah tidak memvonis manusia dengan surga atau neraka atau syahid bagi individu tertentu kecuali kalau ada dalil khusus tentangnya.

Sabili mengatakan hal.50 dan 51: “Kelompok Salafi ini juga saling menyesatkan bahkan tak sungkan saling mengkafirkan satu sama lain…. Bahkan yang paling ekstrem, mereka tak sungkan berani mengkafirkan sesama muslim dalam soal yang dinilai umat islam yang lain sebagai hal yang bukan prinsip…”

Wahai Sabili, jika engkau bukan pendusta ulung, sebutkan kepada kami bukti tentang pengkafiran salafi seperti yang engkau sebut ini ?! Salafi adalah orang yang sangat berhati-hati dalam mengkafirkan seorang muslim bukan seperti Sayyid Quthb CS yang mengobral murah vonis kafir kepada kaum muslimin.(5)

Adapun celotehan kalian untuk menyudutkan Dakwah Salafiyah dikarenakan banyak manusia yang menolak Dakwah Salafiyah maka ini adalah hujjah yang lebih lemah dari sarang laba-laba. Karena memang Dakwah Salafiyah adalag ghuraba’ (asing), sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah -صلى الله عليه و سلم- :

“Islam datang dalam keadaan terasing dan akan kembali dalam keadaan keterasingan seperti awal mulanya, maka beruntunglah orang-orang yang asing.” (HR.Muslim)

Dan suara mayoritas manusia bukanlah hujjah dalam islam. Allah berfirman :

“Dan jika kamu menuruti kebanyak orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)”. (QS.al-An’aam:116)

Demikianlah yang bisa saya sampaikan, mudah-mudahan sebagai obat penawar bagi yang terkena virus syubhat majalah Sabili dan semoga sebagai penguat bagi mereka yang berada diatas manhaj Salafi.
***

@1431 Copyright adz-Dzakhiirah al-Islamiyyah STAI ALI BIN ABI THALIB

Diketik ulang di Facebook ini oleh Ibnu Fauzi Baladraf

————————– ————————–

1. Lihat majalah adz-Dzakhiirah juz 1 Muharram 1342H/1921 m Oleh Syaikh Ahmad Surkati yang telah kami terjemahkan dalam adz-Dzakhiirah kita edisi 14 tahun 3 Rabiuts Tsani 1426H/Juni 2005M

2. Lihat kitab al-Hatstsu ‘Alaa ittiba’ as-Sunnah hal.17-19 oleh Syaikh ‘Abdul muhsin al-‘Abbad -حفظه الله-

3. Abu Hamid al-Ghozali — berkata: “Dengannya -yakni jenggot- dapat dibedakan antara laki-laki dan wanita.” (Ihya’ Ulum ad-Din,2/257)

4. Lihat adz-Dzakhiirah edisi 6,11,17, dan 56.

5. Lihat adz-Dzakhiirah edisi 24 tentang kesesatan Sayyid Quthb.

sumber: http://www.facebook.com/notes/abu-shagrath-umar-baladraf/sabili-bukan-jalanku-penawar-bagi-yang-terkena-racun-fitnah/271096894910


12 responses to “SALAFI vs SABILI (Sebuah Bantahan Terhadap Majalah Sabili)

  1. Aoki berkata:

    Polemik ini sesungguhnya bermula dari polemik internal Al-Irsyad Al-Islamiyyah. Rupanya ada pihak2 yg gerah melihat ternyata dakwah tauhid tersebar di sebagian besar warga irsyadi.

    Secara kebetulan, ketika Sabili mereformasi jajarannya redaksinya dg wajah2 baru, pemimpin umumnya adalah dari mereka yang gerah dengan dakwah tauhid di internal Al-Irsyad. Pihak2 yg gerah ini mendapatkan peluangnya untuk mengungkap kegerahan mereka ini dengan menguasai media Sabili.

    Kegerahan ini semakin menjadi-jadi ketika kelompok muwahiddin di internal Al-Irsyad – yang juga ingin mengembalikan Al-Irsyad sebagaimana amanat Syaikh Surkati rahimahullah – membentuk PP Perhimpunan Al-Irsyad sebagai tandingan untuk memisahkan diri PP Al-Irsyad. Ditambah lagi ternyata Presiden SBY menerima mereka di Istana Presiden dalam rangka perkenalan dan Muktamar I Perhimpunan Al-Irsyad.

    Sekali lagi, secara kebetulan Pemimpin Umum Sabili adalah dari kelompok yang pro PP Al-Irsyad, maka Sabili pun dengan mudah menjadi kendaraan untuk mengungkap berbagai masalah yang pada awalnya intern Al-Irsyad menjadi kendaraan untuk menyerang dakwah tauhid. Bahkan secara MEMBABI-BUTA TANPA ILMU DAN TABAYYUN.

    Subhanallah, mengapa kita terus saja mengedepankan hawa nafsu?

    Wacana pun berlanjut hingga berimbas kepada masalah pendanaan. Otomatis karena berpecah, maka dana pun berkurang bahkan aset-asetpun terjadi perebutan antara sesama Irsyadi. Puncaknya adalah kejadian di Gedung Al-Irsyad jl. Kramat Raya Jakarta, ketika akan dieksekusi oleh kelompok PP Al-Irsyad. Masing2 membawa backingnya sendiri-sendiri. Tak urung seorang Jendral Polisi pun sempat menengahi mereka.

    Akhirnya, tuduhan dana dari pihak asing pun mengemuka di antara mereka. terlebih dari pihak yang tiba2 saja pendanaannya menyusut.

    Persoalan ini lambat laun menjadi semakin meruncing. Terjadi aksi saling membalas kata di antara mereka. Terlebih lagi setelah kemudian Al-Irsyad Al-Islamiyah di Surabaya ikut memisahkan diri dari PP Al-Irsyad dan menyatakan mandiri tidak terikat oleh kedua belah pihak baik PP Perhimpunan Al-Irsyad ataupun PP Al-Irsyad Islamiyah. Dan memiliki majalah tauhid bernama Adzakhirah itu.

    UNTUK MAJALAH SABILI
    Dari polemik ini, yang sangat saya sesalkan adalah keterlibatan majalah Sabili. Sebagai majalah berpengalaman, tidak selayaknya Sabili menceburkan diri ke dalam polemik ini terlebih lagi dengan pemberitaan yang tidak berimbang.
    Saya khawatir, Sabili kehilangan profesionalisme sebagai media jujur dan akurat akibat pengaruh pemodal yang kebetulan berada di salah satu pihak.

    Dampak terburuk adalah dakwah tauhid hanya menjadi bahan tertawaan para orang-orang jahil yang tidak tahu syariat agama atau juga para pengamal bid’ah dan kemusyrikan akan semakin leluasa memijakkan amalan-amalan mereka yang menyimpang di bumi Indonesia.

    Subhanallah, sebagai seorang jurnalis saya benar-benar miris dan malu dengan kejadian ini.

    UNTUK KYAI AL-JAIDI
    Buat pak Kyai Al-Jaidi, mengapakah Anda mempermasalahkan jenggot dan celana ngatung? Bukankah Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga berbuat demikian? Tidakkah Pak Kyai tergerak hati untuk mengikuti cara hidup Nabi? Apalagi Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengiringi perintah itu dengan ancaman?

    Apa sih beratnya membiarkan jenggot dan mengangkat kain hingga di atas mata kaki?

    Mengapa justru Pak Kyai membanggakan tindakan yang sebaliknya? Dengan memasang dan merelakan foto pak kyai besar2 di majalah tersebut?

    Ingatlah Pak Kyai, Bapak adalah contoh dan panutan bagi warga organisasi yg Bapak pimpin. Akankah dengan itu akhirnya umat menjadi mencemooh amalan jenggot dan tidak isbal itu?

    Sungguh hidup itu hanya sebentar. Kalau bukan sekarang kita bersegera mengamalkan perintah-perintah Nabi shallallahu alaihi wa sallam, lalu kapan lagi waktunya? Untuk meraih pahala dan bekal kita di akhirat nanti.

  2. Abdullah berkata:

    Seru..seru..!!
    “salafi” bikin ulah lagi. Kalo “grupnya” diusik langsung ngamuk2 gak peduli sesama muslim. Tapi giliran org muslim dibantai ma org kafir, sampeyan diem aja.

    Hizbi ah..!!

    • Abu Tanisha berkata:

      Sungguh heran ana dengan komentar antum….. bahkan antum tidak tau apa itu salafy? pahami dulu akhi…, bagaimana antum sebagai umat islam ngamuk jika rasulullah صلي الله عليه ؤسلم digambar dengan gambar seronok? maka salafypun yang mengikuti atsar para nabi dan sahabat pasti mengamuk jika agama yang lurus ini kemudian diselewengkan dengan syirik, bid’ah, kurafat, dan juga cacian yang tidak terbukti, coba antum beli majalah SABILI, adakah dari Kyai Al-Jaidi yang secara penampilannya mengikuti Rasulullah صلي الله عليه ؤسلم? bagaimana tata cara ibadahnya? sudah sesuaikah???

      untuk masalah orang muslim dibantai orang kafir, berikan bukti yang jelas, jangan asal ngomong dan tuduh, manhaj salaf peduli dengan Islam dan juga umatnya, untuk mengembalikan islam kepada keasliannya, kemurniannya, untuk membenci orang kafir, kita harus kuat tauhid.

      namun lihat apa isi dari SABILI, sangat sedikit artikel untuk memperkuat TAUHID kita, sementara ulasan, artikel tentang jahatnya YAHUDI, NASRANI begitu banyak, dan bisa kita ambil kesimpulan bahwa majalah SABILI merupakan majalah PEMBENCI KAUM KUFFAR, sementara majalah-majalah yang diterbitkan oleh saudara kita yang bermanhaj salaf bisa dikatakan majalah PEMBENCI KAUM KUFFAR DENGAN MEMPERKUAT TAUHID

  3. anak warnet berkata:

    kebencian dibalas dengan kebencian…..cemoohan dibalas dengan cemoohan….pembodohan dibalas dengan pembodohan… bukankah sudah diajarkan dalam surat Ar’rad ayat 23 yang artinya diantaranya adalah : “menolak kejahatan dengan kebaikan”. mungkin saya salah menggunakan/memakai ayat tersebut, tetapi yang jelas saya sangat tidak suka perdebatan sepihak,,,, kenapa tidak bertemu saja para pihak terkait dan membicarakan/berdiskusi masalah ini dalam kesantunan dan berasaskan ukuwah Islamiyah?

    • Abu Tanisha berkata:

      Nah itulah manusia, bisanya lewat tulisan, namun saat bertemu mengelak, sudah banyak ya akhi pertemuan yang antum sarankan, salah satunya silaturahim MUI jakarta utara di Masjid Jakarta Islamic Center, silakan antum cari VCD-nya, dan banyak lagi, maka jika antum muallaf, sampaikan pertanyaan dengan baik dan lemah lembut, bertanyalah, bukan men-judge. Antum usulkan dengan berdiskusi secara santun dan berasaskan ukuwah Islamiyah, maka antum juga harus menyampaikan dengan santun juga.

      Syukron atas komentar dan usulnya.

  4. ielvanoin berkata:

    Assalamu ‘alaikum.

    Permasalahan ini sangat memprihatinkan.
    Ada banyak tulisan-tulisan yang sangat emosional terebar, dan
    menurut saya tidak menggambarkan hal sebenarnya. Itu terjadi baik di kalangan salafi maupun di luar itu.

    Saya hanya berharap bahwa para penyeru kebenaran lebih mengedepankan nuansa keilmuan dibandingkan kebencian. Juga, apabila menuliskan sesuatu tentang “saudaranya”, kiranya tidak jatuh kepada fitnah.

    Semoga kita terbebas dari godaan syetan yang mengeruhkan persaudaraan ini.

  5. Heri Suprijadi berkata:

    ….Ana akan coba menuliskan sebuah hadist shahih yang cukup panjang semoga dapat menjadi renungan antum-antum semua yang lagi pada berdebat antar sesama muslim…….
    Diriwayatkan dari Abdulllah bin Yazid bin Adam Ad-Damsyiqi ia berkata “Abu Darda, Abu Umamah, Watsiluh bin Al Asqa dan Anas bin Malik pernah mengatakan “Pada suatu hari Nabi SAW keluar dari rumah dan ketika itu kami sedang memperdebatkan suatu masalah dalam agama, maka murkalah beliau dengan semurka-murkanya yang tidak pernah kami lihat sebelumnya, kemudian beliau menggertak kami lalu bersabda : “Tenanglah wahai umat Muhammad, sungguh telah binasa orang-orang sebelum kalian karena perdebatan seperti ini, mereka berdebat padahal sangat sedikit kebaikannya. Tinggalkan perdebatan karena orang mukmin tidak pantas berdebat. Tinggalkan perdebatan karena orang yang berdebat telah menanggung banyak kerugian. Tinggalkan perdebatan karena engkau telah dianggap berbuat dosa selama engkau masih melakukan perdebatan. Tinggalkan perdebatan karena barang siapa yang berdebat maka ia tidak akan aku berikan syafaat pada hari kiamat. Tinggalkan perdebatan, sungguh aku adalah pemimpin tiga buah rumah di surga, di dasarnya, di tengahnya dan di atasnya bagi siapa yang meninggalkan perdebatan meskipun ia benar. Tinggalkan perdebatan karena perkara yang pertama dilarang atasku oleh Tuhan setelah larangan menyembah berhala adalah dilarang berdebat dan minum arak. Tinggalkan perdebatan karena syetan mungkin merasa tidak puas jika hanya disembah, tetapi ia akan merasa puas jika berhasil membuat kalian berdebat. Tinggalkan perdebatan karena perdebatan telah membuat bani Israil pecah menjadi 71 kelompok dan kaum nasrani pecah menjadi 72 kelompok, semuanya tersesat kecuali As Sawad Al A’dham.”
    Kemudian mereka bertanya, “siapakah As Sawad Al A’dham itu wahai Rasulullah?”
    Beliau menjawab “yaitu orang yang mengikuti jejakku dan para sahabatku, orang yang tidak melakukan perdebatan di dalam agama Alloh dan orang yang tidak mengkafirkan seseorang yang telah beriman karena perbuatan dosa yang dilakukannya dan telah diampuni.”
    Kemudian beliau bersabda,”Sesungguhnya Islam mula-mula datang secara asing dan akan kembali menjadi asing.”
    Mereka berkata, “siapakah orang-orang asing itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu orang-orang yang melakukan kebaikan ketika orang-orang melakukan kerusakan, dan yang tidak melakukan perdebatan di dalam agama Alloh serta tidak mengkafirkan orang yang telah beriman karena suatu perbuatan dosa.”
    (HR. ATH-THABRANI)
    …Dari hadis tsb jelaslah bahwa Nabi SAW sangat murka terhadap perdebatan yang dilakukan oleh sesama muslim/mukmin…mudah2an kita semua tidak terjebak dalam perdebatan karena itu adalah tipu daya setan dan musuh Islam….

    • theoxcool berkata:

      na’am akhi,

      tidak seharusnya kita terjebak dalam perdebatan, namun jika ada pihak-pihak yang berusaha merusak agama yang haq ini, orang-orang yang kuat tauhid-nya pasti lebih dulu merespon, karena tidak ingin agama Islam ini ternodai oleh orang-orang yang dangkal aqidahnya.

      selain itu lihatlah hal ini dari sebabnya, bukan dari akibatnya.

      mereka yang beraqidah ahlusunnah wal jamaah, yang tegak tauhidnya sekedar menjelaskan segala tuduhan-tuduhan yang ada.

      • Heri Suprijadi berkata:

        Benar …tapi balaslah dg bijak klo bisa nih ….undang dia…atau temui dia…bukan malah di tulis di internet spt ini yang memungkinkan semua orang utk membaca/memngakses…(kata pepatah orang bijak : lawan api dg air…balas tuba dg susu…balas kejahatan dg kebaikan)…nah skr kalau yang membaca musuh kita apa jadinya (mereka pasti tertawa)….maksud baik tapi malah efeknya kurang baik..Af1 ana tidak menggurui akhi…hanya saran saja lain kali…pikirkan manfaat maupun mudhorotnya…(ana harap kpd semua pihak utk saling menahan diri dan kejadian spt ini jangan sampai terulang)..lebih baik arahkan semua energi, pikiran, kekuatan dan amunisi untuk melawan musuh Islam secara bersama-sama…Wass…Wr..Wb

  6. Edward mahyudin berkata:

    terlepas dari apa yang diperdebatkan… kalau saya sih hanya membaca tulisan dari blog ini dan saya sangat prihatin kepada pengelola blog ini……..
    Kalian sebagai orang muslim sungguh tidak berakhlak dalam berbeda pendapat…….. kata-kata kasar penuh hawa kebencian kalian ungkap di blog ini… ayat-ayat yang mestinya ditujukan untuk orang2 kafir kalian nisbahkan kepada sesama muslim.. apakah begini cara Rosul SAW bersikap terhadap sesama Muslim??????????? TERLEPAS DARI APAPUN TUDUHAN SAUDARAMU SESAMA MUSLIM KEPADA KALIAN.. APAKAH KALIAN TIDAK BISA SEDIKITan tidak bisa sedikit “SANTUN” dalam menjawab tuduhan mereka…
    cobalah intropeksi akhlak kalian.. seenaknya membodoh-bodohi orang….hati2… jangan-jangan kesombongan sudah bersarang di qolbu-qolbu kalian .. naudzubillhiminzalik

    parah..parah… akhlak apa ini .. beginikah potret salafi sesungguhnya ??? wallaahu alam

    • Abu Tanisha berkata:

      barakallahufik akhi Edward,

      Ana sendiri yang mengelola blog ini, ana hanya sampaikan masalah Bantahan ini dalam blog ana, apa yang sebetulnya antum prihatinkan harusnya bercermin dari mengapa seorang muslim menjelekkan saudaranya sendiri yang jelas-jelas apa yang mereka (saudaranya) yakini itu berada di manhaj salaf, jalan hidup para salafush sholih dalam beriman kepada Allah, dalam beraqidah, manhajnya ahlusunnah waljamaah, jalan yang Rasulullah shalallahu’alaihi wasalam berjalan diatasnya.

      Jika antum baca dari awal di majalah Sabili -hadahullah, sangat-sangat menjelekkan orang-orang yang meniti jalan yang telah Rasulullah shalallahu’alaihi wasalam jalani. Maka sudah layaknya ada bantahan bahwa tuduhan itu keliru.

      Ana ingin bertanya kepada antum, salahkah kami jika kami ingin meniru Rasulullah shalallahu’alaihi wasalam? meniru para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in?

      Banyak dari ulama mengingatkan sebuah kelompok/hizbi seperti Jama’ah Tabligh, dan hizbi-hizbi yang berfaham Khawarij, Muta’zilah, Murji’ah dan sebagainya.

      Perlu antum ketahui:
      1. Perkataan dalam majalah Sabili -hadahullah ini adalah akhlaq yang tidak terpuji, karena berprasangka buruk dan mengandung tuduhan jelek kepada saudara sesama muslim. Lalu mengapa antum dan mungkin kalian yang kontra terhadap bantahan terhadap majalah Sabili -hadahullah, selalu memojokkan manhaj Salaf? apa salah kami sehingga engkau membenci kami? kami berusaha meniti manhaj Rasulullah, tapi kenapa kalian hina kami? kami selalu mengatakan yang haq, tapi kenapa kalian selalu menafikkan perkataan kami? mengapa kalian menjadikan kami seolah-olah kami yang sesat? disaat kami membantah tuduhan, mengapa kalian justru prihatin terhadap sikap kami? mengapa kalian tidak prihatin terhadap sikap dan akhlaq mereka yang menuduh kami?
      2. Sebagaimana telah dimaklumi dari penjelasan para Ulama, diantaranya al-Imam an-Nawawi rahimahullah dalam kitabnya Riyadhus Shalihin, bahwa ghibah tidak semuanya terlarang. Ghibah untuk membongkar penyimpangan suatu kaum agar mereka meninggalkan penyimpangan tersebut bukanlah ghibah yang terlarang. Kalau pun mereka tidak meninggalkannya, maka itu menjadi nasehat kepada kaum muslimin agar berhati-hati dengan kaum tersebut serta penyimpangan yang ada pada mereka.
      3. Ketika penyimpangan-penyimpangan tersebut telah tersebar luas, bahkan sebagiannya tersebar melalui media internet dan lainnya, maka perlu untuk menyingkap penyimpangan-penyimpangan tersebut juga secara luas agar lebih merata penyampaiannya.
      4. Terakhir, ya akhi…bacalah artikel yang lain, kenapa antum tertarik dengan yang ini saja? mengapa antum suka dengan yang perdebatan saja? masih banyak kok masalah lain yang dibahas, jika tidak diketemukan disini, coba masuk link Feed Kajian untuk menemukan Islam yang benar.

      • Heri Suprijadi berkata:

        Dah deh mulai sekarang kpd semua pihak…baik pembaca maupun pemilik blog..akhiri semua debat tak berguna ini…dan pihak yang berseteru saling membuka pintu maaf..mulai detik ini jgn ada lagi sesama harokah muslim saling menjelekkan satu sama lain….coba introspeksi ke diri sendiri aja…memang sih melihat kejelekan/kelemahan orang lebih mudah daripada melihat kelemahan diri sendiri….ana harap tulisan ini menjadi yang terakhir dlm topik ini….rukunlah wahai sabili..wahai salafi …wahai harokah2 yang lain….lihat di sana sini….musuh siap menerkam kita semua…tanpa ukhuwah dari antum2 semua mustahil mereka dapat dienyahkan…kobarkan semangat jihad melawan mereka di dlm diri kita masing2…Allohu Akbar…

Komentar ditutup.